Buscar

Páginas

Derita Istri Kedua



ilustrasi pria poligami (inmagine)
Tanya:
Pernikahan saya sebagai istri kedua sudah berjalan dua tahun. Kami dikaruniai anak laki-laki usia 14 bulan. Sejak pertama kali menjalin hubungan, kami tidak sembunyi-sembunyi. Istri pertamanya tahu, karena suami selalu cerita padanya. Begitu kami memutuskan untuk menikah, izin dari istri pertama juga kami dapat.

Di awal masa pernikahan, suami selalu bersikap hangat. Dan, secara kebetulan kami tinggal satu rumah. Saya dan suami memang bekerja di perusahaan yang sama, jadi selama dua tahun, kami selalu tinggal satu rumah. Sementara istri pertamanya tinggal bersama orangtua suami di Sumatera.

Masalah mulai timbul, ketika suami memutuskan mengundurkan diri dari perusahaan dengan alasan ingin mencari pekerjaan lain dengan penghasilan lebih besar. Dia ingin membiayai kuliah untuk anak pertama dari istri terdahulunya.

Dari segi materi, suami memang tidak pernah bisa mencukupi kebutuhan saya dan anak kandung saya. Ia selalu memberi porsi nafkah lebih besar kepada istri pertama. Saya bisa menerima itu, karena saya wanita bekerja yang masih punya penghasilan untuk memenuhi segala kebutuhan pribadi bersama si kecil.

Begitu keluar dari perusahaan, suami pun kembali ke kampung halamannya. Sejak saat itu, dia tidak pernah menghubungi saya, sms saya pun dia acuhkan, dan terakhir kali saya hubungi, ponselnya tidak aktif. Saya bingung harus berbuat apa. Padahal di antara kami tidak ada masalah yang serius.

Jika memang dia ingin berpisah, mengapa tidak dibicarakan secara langsung. Mengapa dia harus bersembunyi dari saya dan bersikap seperti seorang pengecut. Saya bingung, bagaimana cara saya mencari dia. Apa yang harus saya lakukan?

D

Jawab :

Memang lebih baik Anda dan suami saling bertemu untuk menyelesaikan masalah. Apabila tidak ada pertemuan, masalah kehidupan Anda akan terus menggantung tanpa penyelesaian.

Meski sebagai seorang imam dalam keluarga suami tidak bisa mencukupi kebutuhan, Anda masih bisa bersyukur karena bisa memenuhi kebutuhan anak. Tapi pegangan dalam rumah tangga Anda sudah runtuh untuk bisa menjadi lebih baik.

Anda harus cari tahu keberadaan suami, dan segera menemuinya. Kalau perlu, ketemu dengan istri pertamanya agar dia bisa meyakinkan suami untuk bertanggung jawab. Artinya, kalau memang harus berpisah harus ada komunikasi yang pasti antara Anda dan suami.

Kalau masih ingin menjalani hubungan, Anda dan suami harus membuat komitmen yang tegas agar semuanya berjalan dengan baik. Anda harus lebih sabar dan tetap yakin bahwa Anda bisa jauh lebih baik dan mampu menyelesaikan masalah yang ada.

0 komentar:

Posting Komentar