Buscar

Páginas

Menguak 5 alasan Perceraian


Anak-anak korban perceraian tidak pernah baik-baik saja. (Foto: Corbis)
Anak-anak korban perceraian tidak pernah baik-baik saja. (Foto: Corbis)
TIDAK semua pasangan suami istri menginginkan perceraian. Namun kenyataannya, tidak sedikit pasutri mengambil keputusan hanya berdasarkan pada mitos perceraian yang berkembang di masyarakat.

Penting untuk dimengerti bahwa jika Anda telah bercerai, itu berarti Anda tidak lagi dalam ikatan pernikahan dengan suami. Maka, pertimbangkan kalimat perceraian secara bijak sebelum terlambat.

Ingin tahu mitos apa saja yang membayangi perceraian? Sheknows memaparkannya untuk Anda.

Perceraian merupakan jalan keluar yang mudah

Perceraian tidak pernah menjadi jalan keluar yang mudah untuk pasangan suami istri. Faktanya, butuh keberanian untuk meninggalkan pernikahan yang menyiksa ketimbang hanya bertahan pada situasi yang buruk. Saat Anda tidak bahagia dan memutuskan untuk sendiri, percayalah, perceraian ialah jalan tersulit yang akan Anda ambil.

Perceraian pilihan yang buruk

Dilihat dari 50 persen pasangan menikah yang telah bercerai, saat ini masyarakat dan lingkungan sosial sudah bisa menerima perceraian. Perceraian bukanlah penyakit masyarakat. Perceraian hanya menempatkan Anda dalam keadaan sesudah menikah, karena pernikahan tidak berhasil untuk Anda.

Perceraian selalu menyalahkan satu pihak

Tidak sepenuhnya benar. Terkadang, pernikahan memang benar-benar tidak berhasil. Anda dan mantan suami menikah di waktu muda, saat tumbuh bersama kalian sudah tidak sejalan lagi. Banyak alasan untuk bercerai dan umumnya dua pihaklah yang memutuskan perceraian.

Usai perceraian, keadaan akan baik-baik saja

Kebanyakan tidak. Hanya karena kalian sudah tidak menikah, pertengkaran masih bisa terjadi. Alasannya bisa bermacam-macam. Kuncinya adalah saat Anda sudah tidak menikah, Anda tidak lagi terikat dengan pertengkaran tersebut.

Anak-anak akan baik-baik saja setelah perceraian

Anak-anak korban perceraian tidak pernah baik-baik saja, terutama jika dia tinggal dengan satu orangtua saja. Kemungkinannya anak-anak harus melalui semacam terapi untuk melalui fase baru dalam kehidupannya. Bicara dari hati ke hati pada anak, cintai mereka, dan jelaskan bahwa perceraian ini bukan kesalahan mereka.

0 komentar:

Posting Komentar