Buscar

Páginas

Kenapa Tak Kunjung Hamil?



Foto: Getty Images
Seringkali, impian pasangan suami-istri untuk memperoleh momongan harus tertunda akibat ketidaksuburan. Obesitas hingga haid tak teratur bisa menjadi penyebabnya.
Infertilitas adalah suatu keadaan ketidakmampuan untuk hamil setelah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi selama 12 bulan (satu tahun). Infertilitas merupakan masalah pasangan suami dan istri, jadi tidak bisa salah satu pasangan saja yang dikatakan infertil, karena mungkin saja salah satu atau keduanya subfertil ataupun steril. Kalau sama sekali belum pernah hamil, disebut infertilitas primer. Jika sebelumnya pernah hamil, lalu selama 2-3 tahun tidak hamil setelah melakukan hubungan intim tanpa menggunakan kontrasepsi, disebut infertilitas sekunder.
“Masalah ketidaksuburan ini adalah masalah yang melibatkan dua orang, jadi pasangan pun harus terlibat dalam penanganannya,” jelas Dr. Mufti Yunus, Sp.OG.,  dokter spesialis Kandungan dan Kebidanan dari Omni Hospitals Alam Sutera, Tangerang .
Banyak Faktor
Ada banyak faktor yang menyebabkan infertilitas. Yang pertama harus dilihat anatominya dulu. “Riwayat haidnya bagaimana? Perempuan dewasa yang siap dibuahi ditandai oleh keluarnya darah haid. Kalau darah haidnya teratur setiap bulan, rata-rata siklus 28 hari, berarti ada telur yang siap dibuahi,” kata Mufti.
Faktor yang juga harus dilihat pertama kali adalah usia, yang sangat memegang peranan penting dalam penanganan masalah infertilitas. Kemungkinan hamil akan menurun sesuai dengan bertambahnya usia. Berapa usia subur seorang wanita? Angka kehamilan mulai menurun pada usia 35 tahun dan sangat rendah mulai usia 40 tahun. Usia ideal untuk dimulainya suatu fertilitas adalah 25 tahun.
Dengan bertambahnya usia wanita selama masa reproduksinya, maka akan terjadi penurunan fertilitasnya, yang merupakan gambaran penuaan ovarium (ovarium aging ), ditandai dengan berkurangnya jumlah folikel.
Lalu, apa lagi faktor yang menyebabkan wanita sulit hamil? Berikut penjelasannya.
PCOS (Polycistic Ovarian Syndrome)
Merupakan faktor hormonal yang paling sering menimbulkan gangguan infertilitas. PCOS atau SOPK (Sindroma Ovarium Polikistik) merupakan suatu kumpulan gejala dimana ditemukan kelainan ovarium polikistik. Gejalanya antara lain infertilitas, obesitas, serta gangguan haid. Sampai sekarang, penyebab SOPK belum diketahui secara pasti, tetapi dari beragam pendapat yang ada, SOPK merupakan suatu sindrom hiperandrogenik yang dicirikan oleh peristiwa patogenik multifaktorial.
Jadi, ujar Mufti, SOPK, di mana salah satu gejalanya dapat menyebabkan susah mendapat keturunan, diakibatkan karena anovulasi pada wanita tersebut. Gejalanya antara lain munculnya gangguan haid, misalnya seringamenorrhea  (tidak haid), juga faktor perempuan yang memiliki banyak hormon testosteron.
Untuk penanganannya, pada wanita yang ingin hamil, dilakukan pengembalian fungsi ovulasi dengan cara menginduksi ovulasi. Jika muncul gangguan haid, maka haidnya diperbaiki dulu. Sementara untuk menghindari SOPK bisa dilakukan dengan perubahan gaya hidup menjadi gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan yang sehat, serta olahraga teratur sehingga terhindar dari obesitas. Obesitas berperan dalam resistensi insulin dan terhadap anovulasi. “Oleh karenanya, penurunan berat badan 5-10 persen merupakan jalan sederhana mengembalikan fungsi ovulasi,” lanjutnya.
Gaya Hidup
Faktor gaya hidup juga berisiko membuat wanita mengalami infertilitas. Misalnya, merokok. Pasalnya, kadar nikotin akan membuat kuman lebih mudah berkembang biak, sehingga kualitas telur pun terganggu. Begitu pula konsumsi alkohol.
Endometriosis
Meski mekanismenya belum terungkap seluruhnya, endometriosis juga bisa mempersulit kehamilan. Endometriosis adalah suatu keadaan di mana jaringan endometrium yang masih berfungsi tertanam di luar rahim atau di luar rongga rahim atau kavum uteri, padahal seharusnya ia berada di dalam rahim.
Gejala dan tandanya antara lain nyeri hebat di daerah pelvic  atau nyeri panggul pada saat haid. “Bahkan wanita yang mengalaminya sampai takut untuk haid, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari,” jelas Mufti. Terkadang, rasa sakit juga bisa menyebar ke daerah kepala. Prinsipnya, setiap nyeri yang berhubungan dengan haid perlu dipikirkan atau diduga adanya endometriosis.
Endometriosis menyebabkan infertilitas karena jaringan endometriosis mengandung sel-sel makrofag yang akan menghancurkan spermatozoa, sehingga tidak dapat membuahi sel telur (oosit ). Bisa juga karena peningkatan dari prostaglandin sehingga menyebabkan terganggunya masuknya dan implantasi hasil pembuahan. “Pada endometriosis, juga sering terjadi perlengketan pada saluran telur sehingga transportasinya terganggu,” lanjut Mufti.
Untuk mengatasinya, bisa dilakukan terapi hormon atau diberi obat hormonal, kemudian dilakukan laparoskopi untuk melihat alat-alat reproduksinya. Jika terjadi perlengketan akan dibebaskan, kemudian dilakukan uji paten kedua tubanya. Pada prinsipnya, penanganannya ada dua, yaitu dengan obat, dengan pembedahan, atau dua-duanya.
Myom
Jika kista muncul di indung telur, myom adalah tumor jinak pada jaringan fibrosa di daerah rahim. Myom bisa muncul di permukaan rahim atau di dalam rahim. Pada myom di permukaan rahim (mioma uteri subserosa ), biasanya gejala yang timbul akan muncul pembengkakan. Sementara pada myom di dalam rahim (mioma uteri submukosa ), biasanya dapat mengganggu siklus haid. Haid jadi panjang, bisa dua minggu. Sampai sekarang, penyebab myom tidak jelas. “Myom bisa juga menjadi penyulit kehamilan, meskipun tidak terlalu besar kemungkinannya. Tergantung lokasi, kalau munculnya di dalam rahim, bisa menyebabkan infertilitas,” jelas Mufti.

0 komentar:

Posting Komentar